Negara Kita Indonesia kaya akan berbagai budaya yang
tersebar di seluruh penjuru nusantara, salah satunya adalah kesenian
tradisional. Di setiap daerah tidak hanya memilki satu kebudayaan saja, tetapi
bisa bermacam macam kebudayaan. Dari yang banyak di kenal oleh seluruh
masyarakat Indonesia sampai yang hanya di kenali oleh masyarakat di daerahnya
saja. Saat ini kita akan membahas salah
satu kebudayaan di daerah jawa tengah khususnya daerah magelang yaitu kesenian
Tarian Kubro Siswo.Apakah anda sudah tahu kesenian tradisional kubro siswo ini?
Apa yang anda ketahui tentang tari Kubro Siswo?
SEJARAH ADANYA KESENIAN TRADISIONAL KUBRO SISWO
Kubro Siswo adalah kesenian tradisional yang berlatar
belakang penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Dari segi bahasa kata kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid. Sehingga dapat di
artikan murid-murid Tuhan yang dinyatakan dalam
bentuk pertunjukan yang selalu
menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro Siswo merupakan singkatan dari Kesenian
Ubahing Badan lan Rogo ( kesenian mengenai gerak badan dan jiwa), yang bermakna
meningkatkan manusia khususnya umat Islam agar mereka selalu hidup seimbang
antara keperluan duniawi dan keperluan Akhirat.
Tujuan dari tarian tradisional ini yaitu untuk penyebaran agama islam di Pulau Jawa. Akan tetapi, tari tradisional kubro siswo ini sering di kaitkan dengan sebuah cerita, yaitu cerita seseorang kyai yang bernama Ki Garang Serang. Ia adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan menoreh untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Singkat cerita Ki Garang Serang memasuki sebuah hutan yang di huni oleh banyak binatang buas. Pada saat hutan itu terbakar, terjadi pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Dengan mengerahkan seluruh kesaktiannya, seluruh binatang itu dapat ditakhlukkan oleh Ki GarangSerang, demikian tadi sedikit cerita yang berkaitan dengan Tari Kubro Siswo.
Kesenian Kubro Siswo ini biasanya ditarikan secara masal
sekitar 25 orang atau mungkin lebih dan biasanya semua penarinya adalah
laki-laki, seiring perkembangan jaman ini, tarian Kubro Siswo ini juga
ditarikan oleh kaum hawa dari anak muda hingga sekelompok ibu-ibu. Kesenian Tradisional ini ditampilkan kurang lebih dengan durasi sekitar
5 jam yang terbagi dari beberapa sesi pertunjukan, dengan lantunan musik yang
hampir mirip atau bahkan mirip dengan lagu perjuangan dan ada juga musik
qasidahan, akan tetapi liriknya biasanya diubah dengan lirik yang lebih Islami.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi kesenian ini antara lain 3 buah
dodok, jedor (semacam bedug) dan gendang dan pada jaman ini telah diimprovisasi
dengan ditambahnya keyboard, drum, gitar listrik, dan bass listrik.
Jika coba kita amati bersama, kesenian tradisional kubro siswo ini merupakan akulturasi budaya
jawa, ajaran Islam dan jaman jaman kolonial. itu dapat kita lihat dari dandanan
para pemainnya yang seperti tentara jaman keraton, tetapi dari pinggang ke
bawah mengenakan dandanan seperti pemain bola dengan celana pendek dan kaos
kaki yang superamat tinggi. Di dalam kesenian inipun harus ada seorang kapten
yag bertugas untuk memimpin tarian dan selalu membawa peluit, dijaman sekarang
ini kapten ini beranggotakan 3 orang yang biasanya memakai pakaian seperti
seorang pelaut dengan membawa peluit . Inilah yang menjadi gaya tarik kesenian
tradisional kubro siswo tersebut.
Selain tarian dan kostumnya, atraksi-atraksi yang
menabjubkan juga menjadi daya tarik tarian tersebut. Antara lain permainan bola
api, tubuh yang disetrika, mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak
tangganya terbuat dari beberapa berang (istilah jawanya bendho), adegan perang,
dan yang lebih menarik ada adegan kesurupan (istilah jawanya ndadi).
Adegan kesurupan merupakan gambaran peperangan antara Ki
Garang Serang dengan binatang-binatang Pegunungan Manoreh. Hanya saja dalam
tarian kubro siswo binatang-binatang tersebut digantikan oleh pemain yang
menggunakan kostum hewan. Dengan lecutan pecut, bau kemenyan dan setelah bunga
tujuh rupa disiramkan ke para pemain, maka para pemain akan mulai kesurupan dan
mulai menari.
Untuk menyembuhkan para pemain, maka pawang akan memaksa
para penari yang kesurupan untuk mendekati bendhe atau gengang. Dan setelah doa
dipanjatkan, maka para penari akan pingsan dan setelah sadar mereka akan
sembuh. Setelah itu, selesailah permainannya.
Kubro Siswo taruan khas daerah Magelang. Konon, tari ini
berasal dari daerah sekitar Candi Mendut. Sejak tahun 1965, kesenian
tradisional ini sudah ada di daerah Borobudur dan sekitarnya. Mengenai kapan
dan di mana terciptanya tarian ini secara resmi, belum dapat diketahui secara
pasti hingga saat ini.
KESENIAN TARI KUBRO SISWO DI ERA PERKEMBANGAN JAMAN SAAT INI
Pada saat ini apabila anda tidak pernah atau jarang melihat kesenian ini bukan
berarti sudah luntur atau hilang, melainkan sudah terjadi pengembangan dan
improvisasi pada kesenian ini. Saat ini
bukan tari Kubro Siswa yang berkembang, akan tetapi justru Dayakan dan rampak
buto yang hampir seluruh tarian dan kagunya mirip dengan Kubro Siswo. Ternyata
dapat di bilang bahwa kesenian ini memang sudah bermetamorfosis menjadi Kesenian Dayakan
(Topeng Ireng) , walaupun gerakannya sudah dibuat lebih sederhana. Begitupun
gerakannya lebih energic dan keras.
Selain itu, dari segi kostum juga sudah dirubah menjadi ala Suku Dayak
Kalimantan. Hanya saja untuk kostum ini lebih meriah karena memakai pakaian
yang berwarna lebih meriah. Tidak ketinggalan yang dipakai di kepala, topi yang
dibuat dengan bulu yang berwarna-warni membuat kesenian itu lebih menarik
dibanding dengan Kubro Siswo.
Yang tak berubah dari kesenian tersebut adalah adegan kesurupan(ndadi). Dalam
kesenian Dayakan ini, adegan tersebut memang tidak dihilangkan. Karena walau
bagaimanapun juga, adegan itulah yang menjadi daya tarik khusus kesenian tradisional
tersebut.
No comments:
Post a Comment